Tanaman kakao Menjadi Perhatian Besar sebagai Sumber Pendapatan Ekonomi

IMG-20230608-WA0032.jpg

PALANGKA RAYA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah melalui Dinas Perkebunan (Disbun) menggelar Workshop dan Pelatihan Budidaya Kakao Bagi Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL), Staff FVW dan Petani Andalan Tingkat Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2023.

Kegiatan yang dilaksanakan di Aula Kantor Disbun Kalteng ini dibuka secara resmi oleh Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Leonard S. Ampung, Rabu (7/6).

Saat menyampaikan sambutan tertulis Sekretaris Daerah Kalteng, Leonard menyampaikan bahwa kegiatan workshop dan pelatihan ini merupakan inisiatif dari Pemprov Kalteng melalui Dinas Perkebunan, bekerja sama dengan FVW, dengan tujuan utama meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani dalam pengembangan budidaya tanaman kakao.

“Dalam beberapa tahun terakhir, tanaman kakao semakin mendapatkan perhatian yang besar sebagai sumber pendapatan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kami menyadari bahwa untuk mencapai potensi yang optimal, petani perlu dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang mutakhir dalam budidaya kakao,” kata Leonard.

Dikatakan Leonard bahwa workshop dan pelatihan ini dirancang sebagai platform bagi penyuluh pertanian lapangan, staff FVW, dan petani andalan untuk memperoleh pemahaman yang mendalam mengenai teknik budidaya kakao yang efektif dan inovatif.

Selain itu, Leo juga menekankan pentingnya penerapan praktik budidaya yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

“Kami berharap kegiatan ini dapat mendorong adopsi praktik-praktik tersebut di kalangan petani,” ungkapnya.

Sementara itu, Plt. Kadisbun Kalteng Rizky Ramadhana Badjuri dalam laporannya mengharapkan kakao menjadi komoditas unggulan yang sangat potensial untuk dikembangkan.

“Kegiatan ini menjadi awal bagi keberhasilan komoditas kakao,” kata Rizky.

Rizky juga berharap melalui workshop dan pelatihan ini para peserta dapat memperoleh informasi terkini mengenai teknik budidaya kakao yang efektif dan berkelanjutan.

“Kita lebih menekankan kepada hilirisasi nya, kalau sudah ada produksi, tinggal kita hilirisasi agar petani-petani juga punya harapan setelah menanam kakao ada keberhasilan secara ekonomi bisa berkelanjutan,” tuturnya.

Sasaran dari kegiatan ini bagaimana teknik menanam kakao, mendorong praktik budidaya serta memperkuat terjadinya komunikasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

scroll to top