Pemkab Bojonegoro Bersama BPTP Jatim, Lakukan Karakterisasi Durian Lokal di Desa Klino

Polish_20220211_151126416.jpg

BOJONEGORO, rublikanesia.com – Pemkab Bojonegoro melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) bersama Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) melakukan observasi tanaman durian di Desa Klino Kecamatan Sekar. Ini merupakan langkah melindungi legalitas kekayaan genetik durian lokal Kabupaten Bojonegoro.

Saat ini Desa Klino Kecamatan Sekar yang berada di ketinggian 585 Mdpl, selain punya objek wisata alam juga wisata petik buah durian. Yakni di perkebunan milik Mbah Datrap, salah satu warga. Ia merupakan inisiator tumbuhan yang sangat digemari banyak orang karena baunya yang harum dan rasa yang nikmat.

Kepala Bidang Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan, DPKP Imam Nur Hamid saat dikonfirmasi menyampaikan bahwa kebun durian di Desa Klino punya sekitar 40 pohon. Sekitar 20 pohon sudah berbuah dan sebagian besar berbuah lebat.

“Ada 3 pohon durian yang berusia lebih dari 85 tahun, 100 dan 150 tahun. Inilah yang menjadi cikal bakal dari pohon durian yang sudah dikembangkan oleh masyarakat Desa klino,” ucapnya, Jumat (11/2/2022).

Imam Nur Hamid juga menjelaskan untuk jenis atau varietas buah durian ini belum diketahui secara pasti. Namun mengenai rasanya, tidak kalah dengan buah durian yang ada di daerah lain.

“Buahnya tebal dan rasanya pun legit dan manis,” jelasnya.

Ia juga menambahkan dengan melihat potensi perkebunan durian di Desa Klino ini, Pemkab Bojonegoro melalui DKPP bersama BPTP Jawa Timur dan BPSB Jawa Timur sejak 2021 sudah mulai melaksanakan observasi kekayaan genetik tanaman buah sebagai plasma nutfah Kabupaten Bojonegoro.

Pada Senin (6/2/2022) Kepala BPTP beserta peneliti dan Kepala DKPP serta perwakilan BPSB Jawa Timur melaksanakan observasi tahap tiga tanaman durian.

Proses observasi dan karakterisasi yang dilaksanakan sejak 2021 sampai dengan 2022 mulai dari karakterisasi pohon, daun, bunga dan buah, dan kandungan nutrisi.

“Kegiatan ini sebagai upaya untuk melindungi legalitas kekayaan genetik lokal Kabupaten Bojonegoro,” pungkas Kabid Imam Nur Hamid.

Observasi dan karakterisasi varietas unggul komoditas buah di Bojonegoro ini dimulai pada 2021 untuk tanaman jambu air dan durian. (Jion/red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

scroll to top