PALANGKA RAYA – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalteng Eko Marsoro mengungkapkan, secara umum kemiskinan di provinsi Kalteng, dalam periode Maret 2016 – Maret 2023, menunjukkan tren penurunan baik dari sisi jumlah maupun persentase. Jumlah penduduk miskin di provinsi Kalteng menurun dari 143,49 ribu orang di Maret 2016 menjadi 142,17 ribu orang pada Maret 2023. Penurunan persentase kemiskinan juga terjadi dari 5,88 persen menjadi 5,11 persen.
“Penduduk miskin perkotaan pada Maret 2023 sebesar 4,78 persen, turun 0,31 persen poin dari September 2022. Tetapi untuk wilayah perdesaan, sedangkan persentase penduduk miskin sebesar 5,35 persen mengalami peningkatan 0,03 persen dari September 2022,”ucapnya Senin (17/7/2023).
Berdasarkan klasifikasi daerah tempat tinggal, periode Maret 2022-Maret 2023, jumlah penduduk miskin di perkotaan menurun sebesar 2,74 ribu orang (0,39 persen) dari 59,84 ribu orang Maret 2022 menjadi 57,10 ribu orang Maret 2023.
“Jumlah penduduk miskin perkotaan turun sebanyak 2,83 ribu orang dari 59,93 ribu orang pada September 2022 menjadi 57,10 ribu orang pada Maret 2023. Tetapi, pada periode yang sama jumlah penduduk miskin perdesaan naik sebanyak 0,46 ribu orang dari 84,60 ribu orang pada September 2022 menjadi 85,06 orang pada
Maret 2023,”tambahnya.
Sementara itu garis kemiskinan (GK) pada Maret 2023 tercatat sebesar Rp 596.184,-/kapita/bulan dengan komposisi Garis Kemiskinan Makanan sebesar Rp 461.296,- (77,37 persen) dan Garis Kemiskinan Bukan Makanan sebesar Rp 134.888,- (22,63 persen).
“Pada Maret 2023, secara rata-rata rumah tangga miskin di Kalimantan Tengah memiliki 4,58 orang anggota rumah tangga. Dengan demikian, besarnya Garis Kemiskinan per rumah tangga miskin secara rata-rata sebesar Rp 2.730.523,-/rumah tangga miskin/bulan,”ungkapnya.