RUBLIKANESIA.COM, BOJONEGORO – Proyek pembangunan peningkatan jalan rigid beton Mori – Padang yang berlokasi di Kecamatan Trucuk, Kabupaten Bojonegoro, menuai protes keras dari warga setempat. Pekerjaan yang telah berjalan selama dua minggu ini dinilai sangat merugikan warga akibat penutupan total akses jalan utama.
Seorang warga Desa Mori RT 09/03, yang enggan disebutkan namanya, mengungkapkan kekecewaannya terhadap pelaksanaan proyek ini.
“Seharusnya pihak pelaksana bisa memberikan solusi agar tidak perlu menutup jalan sepenuhnya. Minimal, berikan jalan alternatif atau lakukan pengecoran separuh jalan dulu agar sisi lainnya bisa digunakan,” ujarnya dengan nada kesal. (19/09/2024).
Warga juga mempertanyakan metode pengecoran yang digunakan, yang menyebabkan penutupan total akses jalan. “Apakah metode seperti ini dibenarkan? Kami merasa sangat dirugikan dengan tertutupnya akses jalan ini,” tambahnya.
Proyek yang didanai oleh APBD tahun 2024 dengan anggaran sebesar Rp. 12.559.168.616,91 ini berada di bawah naungan Dinas PUBM Bojonegoro dan dikerjakan oleh CV Ari Mulya. Namun, hingga berita ini diturunkan, Kepala Bidang Pekerjaan Umum Bina Marga (PU BM) Bojonegoro, Raditya Bismoko, belum memberikan tanggapan resmi terkait keluhan warga.
Selain itu, pengawasan proyek yang dilakukan oleh CV. Graha H2S Consultan juga dipertanyakan. Warga menilai pengawas proyek tidak menjalankan tugasnya dengan baik, sehingga menyebabkan ketidaknyamanan dan kerugian bagi masyarakat.
“Pengawas proyek seharusnya memastikan bahwa pelaksanaan pekerjaan tidak merugikan warga. Namun, yang terjadi justru sebaliknya,” ungkap warga lainnya.
Warga berharap pihak terkait dapat mengawasi proses pengerjaan proyek ini dengan lebih ketat dan memberikan sosialisasi yang memadai kepada masyarakat terkait penutupan jalan.
“Kami hanya ingin agar dampak negatif terhadap masyarakat bisa diminimalisir,” imbuh warga tersebut. (Red)