Dinamika Politik Pedesaan Dalam Pemilihan Kepala Desa

Polish_20220704_093459631.png

RUBLIKANESIA.COM – Kepala desa adalah pejabat pemerintah desa yang mempunyai wewenang, tugas dan kewajiban untuk menyelenggarakan rumah tangga desanya dan melaksanakan tugas dari pemerintah dan pemerintah daerah.

Pemilihan kepala desa merupakan pesta demokrasi, dimana masyarakat desa
dapat berpartisipasi dengan memberikan suara secara langsung untuk memilih calon kepala desa yang bertanggung jawab dan dapat mengembangkan potensi desa tersebut.

Oleh karena itu, pemilihan kepala desa sangat penting, karena sangat mendukung penyelenggaraan roda pemerintahan desa. Proses pemilihan kepala desa yang berlangsung seru dalam arena perpolitikan. Hal ini dapat dilihat pada saat sebelum pelaksanaan pemilihan kepala desa, para Calon Kepala Desa berkompetisi untuk mencari dukungan massa sebanyak-banyaknya dengan cara menjanjikan sesuatu kepada warga atau dengan me-lobyy warga.

Upaya dalam me-lobby warga yaitu dengan mendekati ulama, tokoh masyarakat, karang taruna dan saudara-saudara kerabatnya. Disamping itu bukan sebuah rahasia lagi, para Calon Kepala Desa menggunakan money politics yaitu dengan cara membagi-bagikan uang kepada warga dengan maksud agar warga desa mendukung calon kepala desa tersebut. Wujud money politics yang lain bisa berupa membagikan sembako atau membangun sarana yang mendukung bagi pembangunan Desa, sehingga warga Desa akan memberikan suaranya kepada Calon Kepala Desa tersebut.

Calon Kepala Desa mendekati para ulama dan tokoh masyarakat untuk mendapatkan dukungan agar terpilih sebagai Kepala Desa, dengan cara menjalin silaturrahmi, bertandang ke rumah ulama dan tokoh masyarakat tersebut, sehingga para tokoh-tokoh tersebut dapat menyebarkan pengaruh kepada warga, karena dianggap sebagai panutan dan sesepuh. Disamping itu, Calon Kepala Desa saling me-lobby dari organisasi pemuda dan karang taruna Desa dengan cara menjanjikan fasilitas-fasilitas yang mendukung perkembangan karang taruna, sehingga Calon Kepala Desa dapat memperoleh dukungan dari kaum pemuda.

Peristiwa adanya pemilihan Kepala Desa tersebut menimbulkan kompetisi atau persaingan antar Calon Kepala Desa. Masing-masing Calon Kepala Desa saling menyebarkan pengaruhnya kepada warga Desa. Untuk mendapatkan dukungan sehingga warga desa akan memilihnya menjadi Kepala Desa. Upaya untuk menarik simpati dari warga desa, para calon Kepala Desa akan berusaha dengan cara apapun di jalaninya dan bahkan tak jarang pula dengan menghalalkan segala cara.

Dilihat dari segi budaya, persaingan dalam pemilihan kepala desa merupakan
proses politik pedesaan, dimana calon kepala Desa akan menggunakan
berbagai cara untuk terpilih menjadi Kepala Desa. Cara tersebut ada yang
demokratis dan ada yang tidak demokratis. Ada yang sifatnya irrasional dimana ada dari para kader Calon Kepala Desa menggunakan kekuatan-kekuatan lain yang sifatnya supranatural. Hal tersebut, mengakibatkan konflik yang bersifat tertutup, dimana keluarga kader tersebut tidak bisa bersikap ramah dan akur walaupun mereka saling bertetangga. Ini membuktikan bahwa dalam pemilihan kepala desa itu kurang demokratis.

Dilihat dari budaya politik desa, strategi yang digunakan kader pendukung calon kepala Desa masih menggunakan cara-cara tradisional dan masyarakat pun masih berpikir tradisional sehingga pemimpin atau calon kepala desa dianggap mempunyai kekuasaan sepenuhnya terhadap kemajuan desa dan masyarakatnya.

Mentalitas pemimpin desa memang masih sangat ditentukan oleh faktor struktur masyarakat yang berkembang di wilayah desa tertentu. Dari aspek sosiologi kepemimpinan sangat erat kaitannya dengan organisasi sosial yaitu struktur
masyarakat. Struktur masyarakat bisa dalam konteks lingkup keluarga atau relasi kekerabatan sebagai basis masyarakat atau masyarakat itu sendiri sebagai satu himpunan atau asosiasi (association). (Red)

Penulis; Mujiono

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

scroll to top