Rublikanesia, Palangka Raya-Tahun 2022 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi perekonomian Indonesia dengan berbagai tekanan dan isu global yang terjadi.
Namun tahun 2022 juga merupakan salah satu momentum dalam percepatan pemulihan ekonomi nasional dimana pada tahun tersebut pandemi COVID-19 sudah mulai mereda sehingga roda perekonomian dapat berjalan.
Kepala OJK Provinsi Kalimantan Tengah, Otto Fitriandy mengatakan, bahwa percepatan tersebut tentunya tidak terlepas dari peran Lembaga Jasa Keuangan sebagai lembaga intermediasi.
Hal tersebut ditandai dari dengan kinerja Industri Jasa Keuangan yang masih terjaga di tahun 2022.
“Pada industri Perbankan, kinerja Bank Umum baik konvensional dan syariah mengalami pertumbuhan yang tinggi, Aset Bank Umum di Provinsi Kalimantan Tengah tumbuh sebesar 16,13%, (yoy) Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat sebesar 6,77% dan Kredit sebesar 16,65% dengan tingkat kredit bermasalah (Non Performing Loan) sebesar 1,15%,”ucapnya, Kamis (16/2/2023).
Kredit bank umum juga didominasi oleh sektor produktif yang memiliki porsi sebesar 60,77% dengan 3 sektor ekonomi terbesar yaitu Pertanian, Perburuan dan Kehutanan, Pemilikan alat Rumah Tangga, dan Perdagangan Besar dan Eceran dengan Kota Palangka Raya, Kabupatem Kotawaringin Barat dan Kabupaten Kotawaringin Timur menjadi 3 Kabupaten/ Kota terbesar pada Kredit di Provinsi Kalimantan Tengah.
“Sedangkan untuk Perbankan Syariah masih memiliki porsi yang kecil yaitu sebesar 2,93% dari total Aset perbankan, hal ini tentunya menjadi tugas kita bersmaa untuk meningkatkan juga perekonomian syariah di Provinsi Kalimantan Tengah,”tambahnya.
Namun demikian, pertumbuhan bank umum syariah tergolong baik, dengan Aset tumbuh sebesar 13,01% (yoy) Dana Pihak Ketiga meningkat 10,19% dan Pembiayaan sebesar 14,59% (yoy) dengan tingkat Non Performing Financing sebesar 1,06%.
Untuk sektor Industri Keuangan Non Bank juga masih tergolong baik dengan Piutang Pembiyaaan tumbuh sebesar 33,57% dengan NPF sebesar 1,01%, Pada sektor Asuransi, Premi pada Desember 2022 sebesar Rp847Milian atau tumbuh sebesar 27% dengan total klaim sebesar Rp912Miliar.
“Pada sektor Pasar Modal menunjukkan kinerja yang sangat baik, dengan jumlah investor selalu meningkat dari tahun ke tahun, untuk tahun 2022 meningkat sebesar 42,2% dengan jumlah investor sebanyak 80.605, sedangkan jumlah transaksi yang terjadi sebesar Rp496,52Miliar atau tumbuh sebesar 15,11%. Kabupaten Kotawaringin Barat memiliki jumlah transaksi terbanyak dengan porsi 52% dari total transaksi yang terjadi, disusul Kota Palangka Raya 33% dan Kabupaten Kotawaringin Timur 9% dari total transaksi di Provinsi Kalimantan Tengah,”ungkapnya.