PASAMAN BARAT, — Serikat Petani Indonesia (SPI) canangkan Daulat Pangan tanpa adanya intervensi pihak luar adalah sebuah wujud Kemerdekaan petani atau rakyat dalam pemenuhan pangan, baik skala nasional maupun lokal, sehingga petani terbebas dari ketergantungan.
Daulat pangan sudah harus menjadi konsep utama SPI sebagai organisasi payung petani, dan sudah seharusnya wadah ini memiliki konsep yang berakar tentang Daulat pangan yang bernilai kearifan lokal, selain memperjuangkan hak-hak petani atas lahannya.
SPI harus mampu mengangkat Daulat Pangan bukan hanya sebagai konsep saja, tapi riil memiliki sebuah pemenuhan pangan melalui produksi kearifan lokal dalam Kebutuhan dan sebagai pemenuhan hak atas pangan yang berkualitas gizi baik dan sesuai secara budaya, yang diproduksi dengan kegotong royongan sebagai budaya yang telah dimiliki oleh bangsa ini sejak dulu kala secara turun temurun.
Daulat pangan berarti terbebasnya petani atau rakyat dari belenggu ketergantungan negara lain atau kelompok kekuatan ekonomi dunia kapitalis, dalam hal ini tentu Serikat Petani Indonesia (SPI) harus memiliki peran yang sangat besar untuk membebaskan Petaninya dari ketergantungan tersebut.
Sistem pertanian berskala lokal yang bersifat gotong royong sudah terbukti memiliki konsep berkelanjutan dan ramah terhadap lingkungan, serta selalu mengedepankan pada prinsip kekeluargaan.
Dalam menuju Kedaulatan tersebutlah Serikat Petani (SPI) Pasbar melalui panen bersama mencanangkan Peresmian Daulat Pangan guna mewujudkan dan menetapkan Kawasan Daulat Pangan (KDP) di Nagari Aia Gadang Kecamatan Pasaman Kabupaten Pasaman Barat dengan merangkul sejumlah Tokoh Adat setempat.
Kegiatan panen bersama yang dilaksanakan pada Minggu, (31/10/2021) ini diharapkan akan menjadi tonggak capaian petani Nagari Aia Gadang bersama SPI dalam berkomitmen menjunjung tinggi budaya dan kearifan lokal dengan menghidupkan kembali semangat gotong royong.
Acara Peresmian Daulat Pangan yang ditandai dengan kedaulatan panen padi secara gotong royong di lahan olahan anggota SPI yang berada di Pasaman Barat tersebut selain sebagai rangkaian kegiatan upaya menumbuhkan kembali kebudayaan lama yang sudah mulai tergores oleh zaman tersebut juga mentedepankan keterlibatan tokoh masyarakat setempat seperti Ninik Mamak dan Bundo Kanduang.
Acara yang juga dihadiri oleh Ketua SPI Sumatera Barat Rustam Efendi itu, mentargetkan capaian usaha petani dan masyarakat bersama SPI Basis Aia Gadang dan SPI Pasaman Barat dalam mewujudkan petani yang sejahtera dengan tidak meninggalkan norma adat dan tradisi yang ada di tengah masyarakat minggu pagi itu, ternyata mendapat sambutan dan apresiasi dari salah seorang Tokoh Adat Nagari Aia Gadang, Aswandi Datuak Rajo Sampono.
Dikatakannya, panen bersama secara gotong royong, saat ini sudah mulai sulit dijumpai, semoga kegiatan ini mampu menggali konsep kebersamaan yang hampir pudar, hingga tujuan dalam mensejahterakan petani melalui kedaulatan pangan bukan hanya angan belaka, ia berharap lahan yang ada dapat dimanfaatkan dan digarap dengan baik melalui pembinaan dan pembekalan SDM Petani, sehingga lahan yang ada bisa digarap dengan baik dengan pemberian pembekalan SDM petani.
“Melalui pembekalan SDM, kita harapkan Petani dapat sejahtera dan berdaulat pangan, dengan tetap tak meninggalkan semangat gotong royong,” ujarnya.
Dikatakannya, Kawasan Daulat Pangan ini, juga sebagai bentuk pemikiran kedepan, agar masyarakat dan cucu kemanakan tidak terus menerus membeli beras, dan tidak lagi mengalami kesulitan ekonomi, untuk itu Ninik mamak bersama SPI akan siap bergandengan tangan dalam usaha membantu masyarakat bagaimana agar tetap bisa berusaha dan tidak kelaparan, apa lagi saat ini lahan yang tersedia untuk bertani semakin menyempit.
Secara prinsip Niniak Mamak siap mendukung program dan ide ini, sebab keberlanjutan konsep kesejahteraan generasi ke depan harus difikirkan, bila tidak, kita akan tergilas dihadapkan dengan kondisi perkembangan zaman dan penyempitan lahan.
“Gotong royong dan kebersamaan ini contoh yang baik, dan saya berharap Pemerintah melalui Bupati bisa membantu masyarakat petani dalam merebut kedaulatan pangan,” ujarnya.
Pada kesempatan itu Ketua SPI Pasaman Barat, Januardi menyampaikan, perjuangan SPI akan terus berlanjut, langkah ini untuk mendapatkan hak-hak petani di sejumlah basis. Bahkan beberapa hari lalu, empat lokasi perjuangan dari empat basis SPI di Pasaman Barat sudah dilakukan penelitian lapangan oleh tim Gugus Tugas Reforma Agraria (GTRA) di sejumlah lokasi.
“SPI berusaha agar semua hak petani bisa terwujud, dan terima kasih atas dukungan semua pihak,” ujarnya.
Demikian juga Ketua SPI Basis Aia Gadang Akmal, mengapresiasi semangat juang semua anggota SPI. Upaya perjuangan tanah, peningkatan kapasitas petani melalui pelatihan dan pengorganisasian harus terus dilakukan, termasuk mendirikan koperasi dan sejumlah usaha lainnya.
“Panen hari ini diikuti oleh ratusan masyarakat dan anggota SPI, semoga bisa mewujudkan rasa kebersamaan dan gotong royong, dalam merebut hal rakyat yakni kedaulatan pangan, ” sebutnya.
Di sisi lain, Ketua SPI Sumatera Barat Rustam Efendi mengapresiasi dukungan niniak mamak dan masyarakat Aia Gadang. Pada prinsipnya SPI ingin membantu petani agar lebih sejahtera dan mendapatkan hak-haknya kembali. SPI dari basis hingga pusat akan terus melakukan pendekatan dan perjuangan agar semua hak petani dan masyarakat itu terpenuhi.
“Kami ingin mengembalikan rasa gotong royong bekerjasama dengan SPI dan masyarakat adat,” ujarnya.
Secara umum, SPI berusaha mewujudkan agar petani di Sumbar lebih sejahtera. Sebab tanah merupakan sebagai jaminan sosial bagi masyarakat, dalam pemenuhan pangan.
Disisi lain, SPI berusaha membantu masyarakat memperjuangkan mendapatkan tanah ulayat, dan meningkatkan ekonomi masyarakat petani dengan memaksimalkan komoditi lokal.
“Gotong royong ini, bagian dari usaha menumbuhkan tradisi lama, dan meningkatkan ekonomi anggota SPI melalui kekeluargaan dan usaha bersama,” sebutnya. (Saipen Kasri).