BOJONEGORO, rublikanesia.com – Pemerintah Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, terus berikhtiar menurunkan angka stunting dengan berbagai cara, salah satunya memberikan pembinaan kepada ratusan kader Institusi Masyarakat Pedesaan (IMP) di Kecamatan Baureno dan Kepohbaru, Selasa (31/5/22).
Data sunting di Bojonegoro tercatat menurun dari tahun 2021 hingga Mei 2022 ini. Jika tahun lalu kasus stunting di Bojonegoro mencapai 4.227 kasus atau 5,71 persen, maka pada tahun ini turun menjadi 3.804 atau 5,21 persen.
“Alhamdulillah trennya turun tetapi tidak signifikan, bulan ini kami akan evaluasi lagi,” ujar Bupati Bojonegoro Anna Muawanah saat memberikan pembinaan kepada kader IMP di Baureno melalui video konferensi.
Bupati menyebutkan, penurunan angka stunting akan terus dicari terobosannya, terutama meminta kepada kader IMP yang berada di tingkat desa untuk terus mengkampanyekan hidup sehat, aktif memeriksakan kehamilan kepada bidan serta aktif melakukan penimbangan bayi.
“Peran IMP kepada masyarakat langsung mengena, kami berharap bisa membantu menurunkan angka stunting. Tolong dimaksimalkan ya,” pinta bupati.
Bupati menambahkan, kedepan akurasi data terkait angka stunting, kematian ibu hamil serta kematian bayi akan lebih diperbaiki. Bupati meminta stakeholder terkait membuatkan aplikasi khusus, sehingga tren penurunannya bisa dipantau sewaktu-waktu.
“Jadi ikhtiar kita melakukan kegiatan ini (Pembinaan IMP) agar outputnya angka stunting di Bojonegoro terus turun,” tambah bupati.
dr. Ani Puji Ningrum Kepala Dinas Kesehatan Bojonegoro mengungkapkan, stunting itu adalah kondisi tumbuh kembang bayi terganggu, sehingga tubuh bayi tidak normal dibandingkan usianya atau kerdil.
“Anak-anak kecil sekarang itu rata-rata mengalami kekurangan gizi, penyebabnya karena tidak mau makanan sayur-sayuran, kebanyakan makannya frozen dan sebagainya. Jadi tolong ibu-ibu agar dikampanyekan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga pola makan anak-anak kecil,” ujar dr Ani kepada peserta pembinaan.
Kepala DP3AKB Heru Sugiarto berharap adanya komunikasi aktif yang terjalin diantara kader IMP dalam membantu pemerintah menurunkan angka stunting. Kata dia, kegiatan tersebut selain untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan, juga membantu menurunkan angka stunting.
“Kita berikan materi tentang pencegahan pernikahan dini juga, karena hal itu juga berhubungan dengan terjadinya kasus stunting,” ucap Heru menambahkan. (Jion/red)