BOJONEGORO – Proyek pembangunan pelindung tebing sungai Bengawan Solo di wilayah Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro, mengalami kerusakan signifikan sepanjang ratusan meter. Padahal, proyek dengan nilai anggaran puluhan miliar rupiah ini baru saja selesai dikerjakan dalam waktu yang relatif singkat.
Berdasarkan data yang tercatat di Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE), proyek ini berlokasi di Desa Lebaksari dan Desa Tanggungan, dengan panjang mencapai 980 meter dan pagu anggaran sebesar Rp 40 miliar. Tender untuk pekerjaan tersebut dimenangkan oleh perusahaan Indopenta Bumi Permai yang beralamat di Surabaya.
Menurut keterangan warga setempat yang enggan disebutkan namanya, kerusakan pada pelindung tebing sungai Bengawan Solo ini terjadi pada akhir tahun lalu, bersamaan dengan naiknya debit air sungai. “Pada bulan Desember lalu, tanggul ini ambles, dan sebagian sawah warga juga terbawa longsor,” ujarnya pada (8/2/2025).
Warga lainnya menyebutkan bahwa kerusakan pada pelindung tebing ini tidak hanya terjadi di Desa Lebaksari, namun kondisi di Desa Tanggungan lebih parah. “Longsor dimulai di Desa Tanggungan sepanjang sekitar 200 meter, dan sekitar 70 meter di Desa Lebaksari,” katanya.
Akibat longsoran tersebut, pancang-pancang yang ditanamkan untuk menopang tebing pelindung terlihat patah dan terangkat, yang menyebabkan tebing ambruk dan semakin memperburuk kondisi.
Hingga berita ini diterbitkan, pihak Dinas Pekerjaan Umum Sumberdaya Air (PUSDA) Kabupaten Bojonegoro dan rekanan pelaksana proyek belum dapat dihubungi untuk memberikan keterangan lebih lanjut terkait permasalahan ini karena tidak ada akses komunikasi.
Warga setempat berharap agar pemerintah segera melakukan perbaikan pada pelindung tebing sungai tersebut, mengingat potensi risiko yang ditimbulkan pada saat terjadi lonjakan debit air sungai. Mereka juga berharap proyek ini dapat memberikan manfaat jangka panjang dan rasa aman bagi warga yang tinggal di sekitar area tersebut. (**)
